ANALISIS WACANA KRITIS


Analisi wacana kritis (sering di singkat AWK) menyediakan teori dan metode yang biasa di gunakan untuk melakukan kajian empiris tentang hubungan hubungan antara wacana dan perkembangan sosial dan kultural dalam domain domain sosial yang berbeda.
Lima ciri ciri umum
Dalam uraian berikut kami kemukakan tinjauan fairclough dan wodak (1997:2771ff)
1.      Sifat struktural dan proses kultural dan sosial merupakan sebagian linguistik-kewacanaan
Praktik praktik kewacanaan tempat di hasilkan (di ciptakan) dan di konsumsi ( di terima dan diinterprestasikanya ) teks di pandang sebagai bentuk penting praktik sosial yang  memberikan kontribusi bagi penyusun dunia sosial yang mencakup hubungan hubungan dan idebtitas identitas sosial , dengan demikian sebagai fenomena kemasyarakatan tidaklah bersifat linguistik kewacanaan.

Tujuan analisis wacana kritis adalah menjelaskan dimensi lingguistik kewacanaan fenomena sosial dan kultural dan proses perubahan dalam modernitas terkini. Para ahli menerima pendapat bahwa analisis teks yang terdiri dari pencitraan visual harus mempertimbangkan karateristik kusus semiotik visual dan hubungan antara bahasa dan pencitraan.
2.      Wacana itu tersusun dan bersifat konstitutif
Wacana tidak hanya memberikan konstribusi pada pembentukan dan pembentukan kembali struktur sosial namun refleksikan pembentukan dan pembentukan kembali struktur sosial tersebut.ketika fairclough menganalisis bagaimana praktik kewacana dalam media ambil bagian dalam pembentukan bentuk-bentuk baru politik,dia juga mempertimbangkan bahwa praktik kewacanaan dipengaruhi kekuatan kemasyarakat yg tidak memilikisifat kewacaan tunggal(mis.struktur sistem politik dan struktur kelembagaan media).
Efek konstitutif wacana bekerja bersama praktik-praktik lain seperti distribusi tugas rumah tangga.fairclough menyatakan bahwa jika wacana hanya dipandang bersifat konstitutif,pernyataan ini selaras dengan pernyataan bahwaentitas sosial hanya berasal dari dalam benak orang-orang.
3.      penggunaan bahasa hendaknya dianalisis secara empiris dalam konteks sosialnya
Analisis laclau dan mouffe menggarap analisis tekstual linguistik yang kongkrit atas penggunaan bahasa dalam interaksi sosial.keadaan ini berbeda dengan teori wacana laclau dan mouffe yang tidak melaksanakan kajian empiris dan sistematis penggunaan bahasa dan berbeda dengan psikologi kewacanaan yang melakukan kajian linguistik penggunaan bahasa.
4.      Fungsi wacana secara ideologis
Laclau dan muffe,dinyatakan bahwa praktik kewacanaan memberikan konstribusibagi penciptaan dan pereprokdusian hubungan kejuasaan yang tak setara antara kelompok-kelompok sosial-misalnya, antara kelas-kelas sosial,perempuan dan laki-laki,kelompok minoritas dan mayoritas etni.efek-efek tersebut dipahami sebagai efek idiologi.
Fairclough mendefinisikan analisis wacana kritis sebagai pendekatan yang berusaha melakukan penyelidikan secara sistematis terhadap hubungan kausalitas dan penentuan yang sering samar antara (a)praktik kewacanaan,peristiwa dan teks dan (b)struktur-struktur kultural dan sosial yang lebih luas,hubungan dan proses(...)bagaimana praktik, peristiwa dan teks muncul diluar dan secara ideologis dibentuk oleh hubungan kekuasaan dan perjuangan atas kekuasaan (..)bagaimana kesamaran hubungan –hubungan antara wacana dan masyarakat itu sendiri merupakan faktor yang melanggengkan kekuasaan dan hegemoni.(fairclough 1993: 135; dicetak kembali dalam fairlough 1995a: 132f)
5.      Penelitian kritis
Oleh sebab itu,anatasis wacana kritis tidak bisa dianggap sebagai pendekatan yang secara politik netral(sebagai mana ilmu sosial objektifis),namun sebagai pendekatan kritis yang secara politik ditujukan bagi timbulnya perubahan sosial.

Perbedaan antara pendekatan-pendekatan yang di uraikan di atas
Ada perbedaan-perbedaan mencolok antara pendekatan-pendekatan analisis wacana kritis di tilik dari pemahaman teoretisnya tentang wacan,ideologi dan perspektif historis serta juga metode yang juga digunakan untuk kajian empiris penggunan bahasa dalam interaksi sosial dan efek ideologisnya.pendekatan analisis wacana kritis tidak memiliki pemahaman yang sama dengan pemahaman foucault tentang kekuasaan sebagai sesuatu yang produktif.
Analisis wacana kritisfairclough
Perbedaan penting antara fairclough (dan analisis wacana kritis secara umum)dan teori wacana postrukturalis adalah bahwa pada analisis wacana kritis,wacana tidak hanya dipandang bersifat konstitutif,namun juga trsusun.pedekatan fairclough intinya menyatakan bahwa wacana merupakan bentuk penting praktik sosial yang mereproduksi dan mengubah pengetahuan,identitas hubungan sosial yang mencakup hubungan kekuasaan dan sekaligus dibentuk oleh struktur dan praktik sosial yang lain.
Pendekatan fairclough merupakan bentuk wacana analisis yang berioritas pada teks yang berusaha menyatukan tiga tradisi (fairclough 1992b 72)yakni;
. analisis tekstual yang terinci di bidang linguistik (termasuk tata bahasa fungsional michael halliday).
. Analisis makro-sosiologi praktik sosial(termasuk teori fairclough,yang tidak menyediakan metodologi menganalisis  teks-teks khusus)
. Tradisi interpretatif dan mikro-sosialogis dalam sosiologis (termasuk etnometologi dan analisis percakapan),dimana kehidupan sehari-hari diperlakukan sebagai produk tindakan orang-orang.tindakan tersebut mengikuti sederet prosedur dan kaidah”akal sehat”.
Akan tetapi dia mengkritik pendekatan linguistik yang hanya semata-mata memusatka perhatian pada analisis tekstual dan menggunakan pemahaman simplisistis dan palsu tentang hubungan antara teks dan masyaraka.konstribusi tradisi interpretatif adalah memberikan pemahaman tentang bagaimana masyarakat secara aktif menciptakan dunia yang terikat pada kaidah dalam praktik sehari-hari.
Model tiga dimensi fairclough
Konsep-konsep utama
Fairclough menerapkan konsep wacana dengan menggunakan tiga hal yang berbeda.pertama wacana mengacu pada penggunaan bahasa sebagai praktik sosial.kedua wacana di pahamisebagai jenis bahasa yang digunakan dalam suatu bidang khusus,seperti wacana politik atau ilmiah.ketiga dalam penggunaan yang paling kongkrit, wacana di gunakan sebagai suatu kata benda yang bisa di hitung (suatu wacana,wacana tertentu,wacana-wacana tertentu)yang mengacu pada cara bertutur yang menberikan makna yang berasal dari pengalaman-pengalaman yang dipetik dari perspektif tertentu.
Wacana memberikan konstribusi pada pengonstruksian:
.identitas sosial;
.hubungan sosial; dan
.sistem pengetahuan dan makna.
Wacana mempunyai tiga fungsi : fungsi identitas,fungsi “hubungan” atau relasional dan fungsi “ideasional”.
Dua dimensi wacana yang sangat penting ,yakni:
.peristiwa komukatif
.tatanan wacana
Setip peristiwa penggunaan bahasa merupakan peristiwa komukatif yang terdiri atas tiga dimensi:
.teks(tutunan,pencitraan visual atau gabungan ketiganya);
.praktik kewacanaan yang melibatkan pemproduksian dan pengonsumsian teks dan
.praktik sosial
Analisis peristiwa komunikatif meliputi:
.Analisis wacana dan aliran yang diwujudkan dalan pemproduksian dan pengonsumsian teks(tingkat praktik kewacanaan);
.Analisis struktur linguistik (tingkat teks);dan
.pertimbangan mengenai apakaha praktik kewacanaan mereproduksi, bukanya merestrukturisasitatanan wacana yang ada dan mengenai apa konsekuensiyang timbul bagi praktik sosial yang lebih luas(tingkat praktik sosial).
Dalam pembahasan chouliaraki dan fairclough(1999),pengarang buku ini mengganti model tiga dimensi dengan konseptualisasiteks dan pembicaraan sebagai bagian proses artikulasi (1999: 21, 37f).
Tatanan wacana dan peristiwa komunikatif,
Fairclough memahami dengan hubungan antara peristiwa komunikatif dan tatanan wacana sebagai hubungan yang bersifat dialektikal.Tatanan wacana merupakan suatu sistem.namun bukan sistem dalam pengertian struktualisasai.yakni, peristiwa –peristiwa komunikatif tidak hanya memproduksi tatanan wacana,tapi juga memperluasnya melalui penggunaan bahasa yang kretif.misalnya,ketika petugas humas di sebuah rumah sakit menggunakan wacana konsumendia,dia mengandalkan suatu sistem –tatanan wacana- namun untuk itu dia juga ambil bagian dalam menyusun sistem tersebut.
Chouliaraki dan fairclough (1999: 114)menyatakan bahwa kita memandang tatanan wacana sebagai aspek kewacanaan suatu bidang.mereka mengkritik bourdieu karana dianggap kurang melakuakan teoritisasi dan meremehkan peran wacana dalam perjuangan dalam dan antara bidang,dan mereka menawarkan analisis wacana sebagai pelengkat penting teori bourdieu (chouliaraki dan fairclough, 1999 104f)
Antartekstualitas dan antarkewacanaan
Antarkewacanaan merupakan bentuk antartekstualitas.antar tekstualitas mengacu pada kondisi tempat bergantungnya peristiwa komunikatif pada peristiwa-peristiwa terdahulu.bentuk antartekstualitas yang terutama telah diucapkan sebelumnya adalah antar tekstualitas yang menjelma(manifest antar tekstual),sebaliknya teks secara jelas bergantung pada teks-teks lain,umpama saja dengan mengutipnya (fairclough 1992c: 117).Antar kewacanaan mengacu pada pengaruh sejarah terhadap suatu teks dan pada pengaruh teks terhadap sejarah,maksudnya teks tergantung pada teks-teks terdahulu dan dengan begitu memberikan kontribusi bagi perubahan dan pengembangan sejarah (kristeva 1986: 39; dikutip dalam fairclough 1992b: 102)9
Wacana ideologi dan hegemoni
Ideologi, bagi fairclough,merupakan “makna yang melayani kekuasaan”(fairclough 1995b: 14).lebih tepatnya,dia memahami ideologi sebagai pengonstruksian makna yang memberikan kontribusi bagi pemroduksiaan dan transformasi hubungan-hubungan dominasi (fairclough 1992b: 87; cf.chouliaraki dan fairclough 1999:26f). ideologi tercipta dalam masyarakat-masyarakat.di sinilah hubungan dominasi didasarkan pada struktur sosial seperti kelas gender.
Pemahaman wacana tentang ideologi sebagai mana yang disisipkan dalam praktik kewacanaan bergantung pada pandangan thompson yang menyatakan ideologi sebagai praktik yang beroprasi dalam proses pemroduksian makna dalam kehidupan sehari-hari,sebaliknya makna dimobilisasikan agar bisa mempertahankan hubungan-hubungan kekuasaan (thompson 1990).
Ada kemungkinan timbul penolakan kendati orang-orang tidak harus sadar akan ideologis praktiknya:

Subjek diposisikan secara ideologis, tapi subjek juga mampu bertindak secara kreatif untuk menciptakan hubungan antara praktik-praktik dan ideologi-ideologi yang bergam tempat dipajankanya subjek tersebut dan menata kembali posisi praktik dan struktur itu.(fairclough 1992b: 91).
     
Hagemoni tidak hanya merupan dominasi namun juga proses negosiasi yang melahirkan konsensus tentang makan. Akibatnya hagemoni tidak pernah stabil namun senantiasa berubah dan tidak selesai dan konsensus selalu berkaitan dengan maslah derajat , “keseimbangan yang saling bertentangan an tidak stabil (fairclough 1992b: 93).
Metode dan desain penelitian
bagi mayoritas pendekatananalisis wacana (termasuk yang dikemukakan dalam bukuini)-dan bagi penelitian kualitatif secara umum –tidak ada prosedur tetap yang digunakan untuk memproduksi materi atau analisis: desain penelitian hendaknya disesuaikan agar cocok dengan karakteristik khusus proyek tersebut.
1.      Pemilihan masalah penelitian
Analisis wacana kritis dimaksudkan untuk menghasilkan penelitian sosial kritis, yakni penelitian yang memberikan kontribusinbagi koreksi atas ketidak adilan dan ketidak setaraan ysng terjadi dalam masyarakat.chouliaraki dan fairclough mendefinisikan tujuan analisis wacana kritis sebagai kritik eksplanatoris, dengan mengambil konsep roy bhaskar (bhaskar 1986, dalam chouliaraki dan fairclough 1999: 235-236). Kritik eksplanatoris berawal dari permasalahan yang penyelasianyan hendak dibantu oleh penelitian.
2.      Rumusan pertanyaan penelitian
Agar bisa mengemukakan praktik sosial dan merumuskan pertanyaan penelitian,perlu digunakan disiplin ilmu atau disiplin-disiplin ilmu yang mengkaji praktik sosial yang menarik.persebaran budaya konsumen tersebut merupakan praktik sosial yang lebih luas yang menciptakan konteks bagi anlisis wacana teks yang sesungguhnya, yakni iklan lowongan pekerjaan.secara lebih khusus,contoh tersebut mengesplorasi bagaimana wacana promosi memberikan kontribusi kepad persebaran budaya konsumen kepada universitas –universitas – suatu domain sosial yang awalnya diorganisasikan menurut prinsip-prinsip yang lain.
3.      Pilihan materi
Pilihan materi penelitian tergantung pada beberapa aspek:pertanyaan penelitian, pengetahuan penelitian tentang materi yang relevan dalam domain sosial atau lembaga yang ingin diteliti dan apakah,dan bagaimana kita bisa mendapatkan akses kesitu.
4.      Transkripsi
Sebagaiman yang dikemukakan ochs (1972) transkripsi tak pelak merupakan teori karna prosesnya melibatkan interpretasi bahasa tutur (fairclough 1992b). sebagai contoh, mari kita membayangkan bahwa ada tiga orang yang sedang bercakap-cakap dan salah satu darinya mendominasi pembicaraan karna menghabiskan 80 proses waktu pembicaraan.
5.      Anlisis
Dalam pokok bahasan ini, kami akan mengemukakan apa yang seharusnya dicari analisis wacana pada masing-masing tiga tataran itu,dengan menggunakan contoh dari iklan lowongan pekerjaan yang diperlihatkan diatas.
Praktik kewacanaan
Analisis praktik kewacanaan dipustaka pada bagaimana teks diproduksi dan dikonsumsi.yang sering terjadi adalah fairclough mengambil titik awal linguistik pada teks-teks kongkrit, dengan mengidentifikasi wacana-wacana apa yang mereka gunakan (antar kewacanaan) dan bagaimana wacana itu secara antar tekstual menggunakan teks lain.
Contoh
Iklan lowongan pekerjaan sheffield berisi derajad antar kewacanaan yang tinggi.wacana-wacana promosi yang berbeda diartikulasikan bersama wacana tradisional untuk menghasilkan campuran interkewacanaan yang kompleks.satu wacana promosi adalah wacana”iklan komoditas”misalnya wacana ini dimuat dalam topik utama “memberikan dampak yang luas pada generasi mendatang”dan dalam personifikasi lembaga dan pembaca (yang dipanggil “anda” dan “kita”). Dengan menggunakan personifikasi, iklan tersebut juga mendorong lahirnya wacana percakapan.
Teks
Fairclough mengusulkan sejumlah piranti bagi analisis teks. Mereka yang memiliki latar belakang linguistik mungkin mengenal istilah-istilah berikut:
. kendali internasional –hubungan antara penutur-penutur, termasuk pertanyaan tentang siapa yang menetapkan agenda percakapan (fairclough 1992b: 152ff.);
.  etos- bagaiman identitas dikonstruk melalui bahasa aspek-aspek tubuh (1992b: 166ff);
.  metafora (1992b: 194ff);
.  kata (1992b: 190) dan
.  tata bahasa (1992b; 158ff.,169ff)
Ciri lunguistik lain yang mengurangi agensi dan menekankan efeknya adalah nominalisasi. Kata benda berarti menunjukkan proses(misalnya “terhadap banyak pemecatan di rumah sakit itu”).analisis modalitas musatkan perhatian pada derajad kelekatan penutur dengan atau afiliasi pada pernyataanya”udaranya dingin sekali”,”menurutku udaranya dingin sekali”dan “mungkin agak dingin” merupakan cara-cara berbeda dalam mengungkapakan sesuatu. Cara tersebut menggambarkan modalitas-modalitas yang berbeda yang digunakan penutur bersikap melalui pernyataan-pernyataanya yang memiliki derajad yang bergam.
Contoh
Dalam analisis dimensi teks,jelas dinyatakan bahwa teks menggambarka dua wacana yang berbeda, yang masing-masing memiliki ciri linguistik tersendiri yang mengonstruk hubungan-hubungan sosial antra lembaga dan pelamar dengan cara yang berbeda.
Praktik sosial
Pertama, hendaknya dilakukan eksplorasi hubungan antara praktik kewacanaan  dan tatanan wacana (fairclough 1992b: 237). Kedua, tujuan yang ingin dicapai adalah memetakan hubungan kultural, sosial dan non wacana dan struktur yang menyusun konteks lebih luas praktik kewacanaan itu – matriks wacana, dalam istilah fairclough (fairclough 1992b: 237).
6.      Hasil-hasil penelitian
Menurut fairclough,analisis wacana hendaknya mempertimbangkan masalah-masalah etika tertentu tentang penggunaan umum hasil-hasil penelitianya.peneliti perlu mengetahui bahwa ada resiko kalau hasil penelitianya bisa digunakan sebagai sumberdaya rekayasa sosial.
Kesadaran bahasa kritis hendaknya memberi orang-orang wawasan mengenai praktik kewacanaan yang dia ikuti ketika mereka menggunaka bahasa dan mengkonsumsi teks dan juga tentang struktur sosial dan hubungan kekuasaan yang dibentuk olehdan ikut dibentuk dan diubah oleh praktik kewacanaan. Melalui pelatihan dalam kesadaran bahasa kritis,orang bisa menjadi lebih sadar terhadap keterbatasan-keterbatasan praktik dan kemungkinan timbulnya perlawanan dan perubahan (fairclough 1992b: 239).

Beberapa komentar kritis
Satu cara memecahkan masalah teoretis dalam membedakan antara momen kewacanaan dan nonkewacanaan adalah memperlakukanya sebagai pembedaan analitis bukanya empiris sebagaimana yang dikemukakanlaclau dan mouffe,sulit menunjukan secara tepat garis batas antara sistem kewcanaan dan nonkewacanaan.
Berlawananan dengan pengabaian aspek-aspek psikologis sosial analisis wacana kritis, teori wacana laclau dan mouffe memberikan wawasan tentang konstruksi kewacanaan kelompok-kelompok.psikilogi kewacanaan telah mengembangkan teori yang canggih mengenai dunia individu dan sosial dan melaksanakan kajian-kajian empiris mengenai penggunaan bahasa orang-orang sebagai praktik kewacanaan yang dinamis (simak bab 4 yang membahas psikologi kewacanaan dan bab 5 yang membahas gagasan tentang bagaimana membangun kerangka bagi analisis wacana kongkrit yang menggabungkan unsur-unsur dari teori wacana, analisis wacana kritis dan psikologi kewacanaan).
Perbedaan utama yang ada dalam analisis wacana kritis diperlihatkan oleh kenyataan bahwa pendekatan analisis wacana teun van dijkjuga dipahami sebagai bagian aliran ini. berlawanan dengan mayoritas pendekatan –pendekatan yang lain, pendekatan sosio-kognitif van dijk( misalnya 1991, 1993, 1997a) memahami struktur kognitif sebagai perantara praktik sosial dan kewacanaan (simak kritik kognitivisme yang diuraikan di bab mendatang)
Namun demikian, kebanyakan pendekatan analisis wacana kritis memiliki ciri-ciri penting yang sama. Pendekatan fairclough, analisis wacana strukturalis perancis,semiotik sosial,analisis bacaan dan aliran duisburg semuanya menggunakan teori wacana foulcault (begitu juga laclau dam mouffe). Mereka memandang wacana sebagai sesuatu yag bersifat konstitutif pada pengetahuan, subjek dan hubungan sosial.         


sumber: google,,book

0 Komentar